When I changed


Oleh : Miftahul Nurul 

Kukuruyukkk….. Ayam telah berkokok, aku harus bangun tapi rasanya malas sekali. Ohh, Hajimimashite Watashiwa Orinai Akahiro desuka, kalian panggil aku Rin-chan saja. “Rin-chan, bangunnnnn!! Ini sudah jam berapa?”. Aku sudah biasa seperti itu. Setiap pagi selalu dibangunkan oleh Okaa-san. “15 menit lagi, Okaa-san.” Aku memang anak yang malas. “Ini sudah jam 6. Kamu mau berangkat sekolah jam berapa?” Yayaya… kali ini aku terkena bujukan Okaa-san. “Ya, Okaa-san. Aku akan langsung mandi.”

Jam menunjukkan pukul 07.45, “Okaa-san aku berangkat!”. Otou-san sudah menunggu di luar. Tumben sekali Otou-san mau mengantarkanku biasanya kan aku selalu terlambat karena on foot menuju sekolah. Aku punya sepeda tapi jarang dipakai. Jadi, ada bagiannya yang rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Jarak rumahku ke sekolah hanya berbeda beberapa gang saja tapi memang aku saja yang terlalu santai jadi telat deh.

“Rin-chan, siang nanti jangan lupa ya! Rencana kita.” Ujar Yo-kun. “Hai, Yo-kun!”. Aku dan geng ku sedang merencanakan sesuatu yang…… akan membuat kami semua tak berhenti tertawa. Aku perkenalkan siapa saja yang ada di geng ku ya! Ada Yoshimura Heiho, Narumi Namikaze, Koroku Tanami, Teiruko Tanami dan Kurenai Haruno. Siang ini akan menjadi siang yang sangat indah bagi kami.


“Okaa-san, aku main ya!”
“Pr mu sudah selesai, Rin-chan?”
“Sudah, Okaa-san.”
“Jangan lupa pakai kerudung ya, Rin-chan!”
“Nanti saja Okaa-san. Di luar sangat panas. Aku berangkat!” Aku berlari menuju tempat biasa.

Mereka telah menunggu. Aku ini kan anak yang rajin, selau mengerjakan pr sebelum bermain. “Ko-kun bagaimana, mereka jadi datang kan?” Aku sudah tidak sabar dengan hari ini. “Jadi, Rin-chan.” Kata Yo-kun. “Ahh, itu mereka.” Teriak Mi-chan. “Konichiwa, kami datang!” Sa-kun dan Ro-kun sudah datang.

Permainan dimulai…………

“Baik. Permainannya kita mulai ya!” Ko-kun memang tidak sabaran. “Ya, kita ambil permainan yang kecil saja! Tidak terlalu banyak pemain. Ro-kun dan Sa-kun satu tim bersamaku dan Ko-kun. Mi-chan, Re-chan, Yo-kun, Rin-chan kalian satu tim!” Tei-chan menjelaskan. Aku sudah tidak sabar bagaimana Ro-kun dan Sa-kun bermain. Mereka adalah murid paling lemah dalam beberapa bidang termasuk olahraga. Ceritanya, hari ini aku akan menjaili mereka dengan mengajarkan mereka bermain kasti sampai tubuh mereka kotor dan babak belur. Kejam sekali ya aku!

“Ro-kun, jangan lupa pukul dengan tepat!”
“Sa-kun, tangkap bolanya! Kau ini bagaimana sihh.. dari tadi jatuh mulu!”. Itulah Ko-kun sering mengatur orang dan dia anak yang tidak sabaran.

Yayaya….. Ro-kun dan Sa-kun beberapa kali terpukul bola, terjatuh di tanah yang berlumpur, dimarahi Ko-kun. Sementara itu, kami yang lain hanya tertawa cekikikan melihat Ro-kun dan Sa-kun dimarahi Ko-kun. Mereka itu anak yang lucu, setiap hari kami sekelas selalu dibuat mereka tertawa terbahak-ahak karena tingkah laku mereka yang benar-benar aneh.

Rasanya mereka sudah kapok. “Rin-chan, kami pulang dulu ya! Nanti dicariin sama Okaa-san.” Ucap Ro-kun yang terlihat sangat lelah. “Hai,baiklah, anak mama. Kalian silahkan tinggalkan tempat ini!” ujarku dengan kepuasan yang sangat puas membully mereka. “Mata ashita semua.”  ucap Sa-kun. Mereka pulang dengan keadaan yang sangat menjijikan penuh dengan lumpur dan luka lebam di wajah mereka.

“Aku sangat puas melihat mereka babak belur seperti itu. Senang sekali rasanya hati ini!” ujarku. “Aku juga” ucap Mi-chan bersamaan dengan Re-chan. Kami tertawa mengingat-ngingat kejadian tadi.

Tak terasa sudah sore, aku harus menjemput Onii-chan yang akan pulang dari Tokyo. “Ya sudah. Aku pulang ya! Onii-chanku akan pulang dari Tokyo. Aku harus menjemputnya.” Jelasku. “Hai. Aku juga harus pulang. Mata asita semua.” Ucap Mi-chan. Kami semua pulang ke rumah masing-masing karena sebentar lagi maghrib akan berkumandang.

“Okka-san, aku pulang!” aku sudah sampai di rumah. Aku langsung buru-buru mandi karena akan menjemput Onii-chan di stasiun.

Aku sudah mandi, shalat magrib. “Okaa-sa, aku jemput Onii-chan dulu ya!” kataku sambil menstater motor. “Hati-hati, Rin-chan. Jangan pulang malam-malam ya!” Okaa-san memang selalu mengkhawatirkan ku. Okaa-san kan ibuku.
Lama sekali menunggu kedatangan Onii-chan di stasiun. “Ahhh, itu Onii-chan.” Tiba-tiba saja ada tangan yang melambai kepadaku. Aku langsung menghampirinya. “Wahh, Rin-chanku semakin cantik saja! Onii-chan rindu sekali dengan Rin-chan.” Ujar Onii-chan sambil memelukku. “Aku juga.” Aku memeluk erat Onii-chan. “Kamu yang menjemput Onii-chan? Naik apa, motor ya?” 

Tanya Onii-chan. “Hai, Onii-chan. Habis Otou-san lembur hari ini.” Aku menjelaskan pada Onii-chan. “Kerudungmu kemana, Rin-chan?”
“Aku mau membeli dorayaki dulu ya di sana!”
“Biar Onii-chan traktir ya! Setelah ini Onii-chan mau mengajakmu ke suatu tempat.”
“Kemana Onii-chan?” Aku penasaran.
“Nanti kamu lihat saja!”. Onii-chan memang kakak yang sangat baik. Aku sangat menyayangi Onii-chan. Ana uhibbuhu fillah.

Ahhh, iya, Onii-chan mengajakku ke Kuil Toru. Kuil ini sangat indah pada malam hari. Kami ke sini bukan untuk beribadah tapi mengagumi lukisan malam Sang Khalik. Kami memakan bersama dorayaki yang dibelikan Onii-chan tadi.
Sudah pukul 9 malam, biasanya aku sudah tidur tapi karena Onii-chan, aku jadi tidak mengantuk sama sekali. “Rin-chan, kita pulang yuk! Sudah terlalu malam kita di sini. Besok kan kamu hharus sekolah!” ajak Onii-chan. “Hai, Onii-chan. Aku sudah ngantuk nih!”. Tiba-tiba saja aku mengantuk.

“Otou-san, Rin-chan dan Sai-kun kemana ya? Jam segini belum pulang!” Tanya Okaa-san pada Otou-san. Tin…Tin… “Itu mereka, Okaa-san. Mungkin mereka makan dulu di luar.”

Sampai di rumah aku langsung mengucapkan Konbanwa dan naik ke atas dan tidur. Terdengar ramai sekali.. di ruang keluarga.

“Rin-chan, ayoo bangun. Ini sudah pagi!”
“Iya iya.. sebentar lagi yaa!” mataku sembab.
“Hayaku! Hari ini Onii-chan antar sekolah!”
“Aku bangun, Onii-chan.” Aku senang sekali Onii-chan sudah lama tidak mengantarku sekolah. Brukkkk….. Takku sadarii buku harianku jatuhh..

Aku tidak sempat sarapan. Ya suda sarapannya aku bawa ke sekolah. Alih-alih, tetap saja aku telat. “Gomen nasai, Rin-chan!”. Itu kata terakhir yang ku dengar dari Onii-chan sebelum masuk ke sekolah. Pelajaran pertama adalah Matematika. Gawat, aku bisa tidak dapat materi. “Rin-chan, kau keluar!”. Baru saja, aku masuk belum sampai duduk. Aku sudah disuruh keluar. Malangnya nasibku hari ini.

Pelajaran ke-2 adalah Bahasa Inggris. Beruntung, guru B.Inggrisku baik dan ramah tidak seperti  Sarato-sensei. Ada yang melempar kertas padaku. Begini isinya:
“Rin-chan, sudah lama aku memendam rasa ini. Aishiteimasu. Maukah kamu menjadi kekasihku?”
Jirama-kun.

Benar-benar menjijikan. Aku ini masih SMA, sudah ada yang ingin memacariku. Itu sangat menjijikan. Aku segera merobek kertas itu. Hal ini diketahui oleh Rikawa-sensei. Haduhh, apalagi ini [*plak]. “Rin-chan, apa itu?”. Wajah Rikawa-sensei terlihat penasaran. “Ini coret-coretan saya, sensei,” . Jawabku dengan wajah sok polos. “Baik. Perhatikan pelajaran kembali!”. Untung saja, Rikawa-sensei baik.

Kringgg…..kringgg…kringg… Bel istirahat berbunyi. Keluar juga dari jeruji besi ini. Tadinya, aku ingin menceritakan kepada mereka tentang surat cinta bodoh itu, tapi tidak jadi. Nanti aku malah ditertawakan. “Yo-kun, aku ingin sekali anak itu jera tidak mendekatiku lagi?” tawarku pada Yo-kun. “Kapan?” . jika Yo-kun menjawab seperti itu berarti Ya. “Tuh, dia sedang makan. Kau senggol saja dia! Muak aku melihatnya.” Kataku terus terang. “Baiklah. Kau lihat saja!”. Brukk…. Makanannya tumpah. Kami satu meja tertawa melihatnya. Dasar anak yang tidak tau diri!
“Yeee… pulang!”. Begitulah siswa-siswa sekelas menamainya. Onii-chan tidak bisa menjemputku karena mau bertemu seseorang. Seseorang, siapa? Aku bertanya-tanya dalam pikiranku.
“Aku pulang!”. Tanduk Okaa-san muncul menyeramkan. Yup, dasar Ro-kun anak yang manja. Baru segitu saja sudah mengadu. Berbeda dari sebelumnya, tanduk Okaa-san sangat merah. Itu berarti, 

Okaa-san marah besar. “Rin-chan, dasar kamu anak bodoh! Keterlaluan kamu. Okaa-san tidak pernah mengajarimu untuk bersikap kasar kepada teman-temanmu. Sudah berapa kali Okaa-san bilang, Jangan pernah lagi kau lakukan itu! Kau tau kan, sudah 2 kali Okaa-san dipanggil ke sekolah karena ulahmu dan geng mu itu! Anak yang tidak tau malu! Okaa-san menyesal melahirkanmu!”. “Segitukah, Okaa-san menyesal padaku?”. Air martaku berderai. Aku berlari entah kemana tak tau arah. Onii-chan yang aru saja datang takku sadari. Aku berlari terus… aku berhenti di sebuah taman yang mungkin bisa membuatku lebih tenang… Aku menangis diantara pohon-pohon yang tertunduk melihatku. Dadaku terisak karena ucapan Okaa-san tadi.

Seseorang memelukku dari belakang, Onii-chan. “Onii-chan sejak kapan ada di sini?”
“Baru saja. Adik Onii-chan, kenapa menangis?” . Aku tidak menjawab. Aku hanyut dalam perkataan Okaa-san tadi.
“Dimarahi Okaa-san?”. Aku tetap terdiam, semakin menderai air mataku.

Onii-chan menatap wajahku. Mengusap air mataku. “Ceritakan pada, Onii-chan?”. Aku tetap diam tak menghiraukan ucapan Onii-chan. “Ya sudah kalau tidak mau cerita. Onii-chan akan pulang hari ini ke Tokyo.”. Onii-chan mengancam. Terpaksa, aku harus membuka mulut. Menceritakan apa yang baru saja terjadi dalam hidupku. Onii-chan mendengarkanku dengan seksama. Mataku berair.
“Ohh, seperti itu!” “Rin-chan mau tidak berjanji pada Onii-chan?” Onii-chan erusaha membuatku tidak menangis. “Berjanji apa?”. Onii-chan menjelaskan padaku tentang janjinya. Aku harus berjanji. 

Jika aku mau berubah. Onii-chan akan tinggal lebih lama di Kyoto. Aku menjelaskan alasanku pada Onii-chan perihal janji itu. Sejujurnya, aku memang ingin berubah dari dulu. Tapi aku takut teman-teman akan menucilkanku. Terutama sahabat-sahabatku. Onii-chan bilang jika aku berubah teman-teman tidak akan mengucilkanku bahkan mereka akan mau berteman denganku. Hal pertama yang harus kulakukan adalah minta maaf pada Otou-san dan Okaa-san.

Aku sudah tidak menangis. Badanku sudah bersih dan aku mempersiapkan diri untuk meminta maaf karena menurutku meminta maaf bukanlah hal yang mudah melainkan sangat sulit. Knock.. Knock.. ada yang mengetuk pintu duniaku. Terdengar suara Okaa-san, aku ragu. “Masuk, Okaa-san,”. Okaa-san meminta maaf padaku tentang ucapannya yang tadi. Aku pun serupa, aku meminta maaf karena perlakuan bodohku terhadap teman-temanku. Okaa-san memaafkanku, tapi Okaa-san menyerahkan satu syarat kepadaku. Aku harus meminta maaf kepada semua temanku yang pernah ku hajar. Perkataan Onii-chan memang sangat merasuki tubuhku.

Besoknya, aku meminta maaf pada semua teman-temanku. Aku sadar betapa banyak kesalahan yang telah ku perbuat. Onii-chan akan mengajakku berjalan-jalan malam ini. Aku tidak tau kemana ia akan mengajakku.

“Onii-chan, kita mau kemana?”
“Sudah. Kau ikut saja! Onii-chan ingin menemui teman. Sebentar saja!”
HAHHH, paling aku dikacangin, Saat Onii-chan sedang ngobrol. Begitulah benakku berkata.
“APAAA??” . Aku berteriak, Onii-chan menepuk pundakku. “Kau kenapa?” “Nothing, Onii-chan.” 

Aku kaget. Yang datang Hatake-kun dan kakaknya. Orang yang selama ini aku kagumi ada di hadapanku dengan gayanya yang cool. Aku harap Onii-chan tidak berlama-lama mengobrol. “Rin-chan, kau terlihat manis,”. Perkataannya membuat hatiku berdebar-debar. Ya Allah, jagalah semua indra ku.. aku tidak ingin berzina walaupun hanya zina hati padanya. “Arigatou gozaimasu, Hatake-kun,”. Cuma itu yang bisa ku ucapkan. Onii-chan menyikut pundakku dan berdeham.
“Nahh, karena Rin-chan sudah berubah. Onii-chan ingin memberikan sesuatu pada Rin-chan. 

Taraaaaa….”. onii-chan membuka mataku yang edari tadi ditutup.
“Wahh, toko muslimah paling terkenal di Kyoto,”. Onii-chan membelikanku sepasang pakaian muslimah. Cantik sekali.. Aku sangat berterimakasih pada Onii-chan. Onii-chan adalah kakak yang sangat menyayangiku. Dialah satu-satunya orang yang bisa menghiburku dikala aku sedang galau.
5 tahun kemudian… Hal yang selama ini ku impikan terjadi……


TAMAT..

Comments

Popular Posts