When I changed
Kukuruyukkk….. Ayam telah berkokok, aku harus bangun tapi
rasanya malas sekali. Ohh, Hajimimashite Watashiwa Orinai Akahiro desuka,
kalian panggil aku Rin-chan saja. “Rin-chan, bangunnnnn!! Ini sudah jam
berapa?”. Aku sudah biasa seperti itu. Setiap pagi selalu dibangunkan oleh
Okaa-san. “15 menit lagi, Okaa-san.” Aku memang anak yang malas. “Ini sudah jam
6. Kamu mau berangkat sekolah jam berapa?” Yayaya… kali ini aku terkena bujukan
Okaa-san. “Ya, Okaa-san. Aku akan langsung mandi.”
Jam menunjukkan pukul 07.45, “Okaa-san aku berangkat!”.
Otou-san sudah menunggu di luar. Tumben sekali Otou-san mau mengantarkanku
biasanya kan aku selalu terlambat karena on
foot menuju sekolah. Aku punya sepeda tapi jarang dipakai. Jadi, ada bagiannya
yang rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Jarak rumahku ke sekolah hanya berbeda
beberapa gang saja tapi memang aku saja yang terlalu santai jadi telat deh.
“Rin-chan, siang nanti jangan lupa ya! Rencana kita.” Ujar
Yo-kun. “Hai, Yo-kun!”. Aku dan geng
ku sedang merencanakan sesuatu yang…… akan membuat kami semua tak berhenti
tertawa. Aku perkenalkan siapa saja yang ada di geng ku ya! Ada Yoshimura Heiho, Narumi Namikaze, Koroku Tanami,
Teiruko Tanami dan Kurenai Haruno. Siang ini akan menjadi siang yang sangat
indah bagi kami.
“Okaa-san, aku main ya!”
“Pr mu sudah selesai, Rin-chan?”
“Sudah, Okaa-san.”
“Jangan lupa pakai kerudung ya, Rin-chan!”
“Nanti saja Okaa-san. Di luar sangat panas. Aku berangkat!”
Aku berlari menuju tempat biasa.
Mereka telah menunggu. Aku ini kan anak yang rajin, selau
mengerjakan pr sebelum bermain. “Ko-kun bagaimana, mereka jadi datang kan?” Aku
sudah tidak sabar dengan hari ini. “Jadi, Rin-chan.” Kata Yo-kun. “Ahh, itu
mereka.” Teriak Mi-chan. “Konichiwa, kami datang!” Sa-kun dan Ro-kun sudah
datang.
Permainan dimulai…………
“Baik. Permainannya kita mulai ya!” Ko-kun memang tidak
sabaran. “Ya, kita ambil permainan yang kecil saja! Tidak terlalu banyak
pemain. Ro-kun dan Sa-kun satu tim bersamaku dan Ko-kun. Mi-chan, Re-chan, Yo-kun,
Rin-chan kalian satu tim!” Tei-chan menjelaskan. Aku sudah tidak sabar
bagaimana Ro-kun dan Sa-kun bermain. Mereka adalah murid paling lemah dalam
beberapa bidang termasuk olahraga. Ceritanya, hari ini aku akan menjaili mereka
dengan mengajarkan mereka bermain kasti sampai tubuh mereka kotor dan babak
belur. Kejam sekali ya aku!
“Ro-kun, jangan lupa pukul dengan tepat!”
“Sa-kun, tangkap bolanya! Kau ini bagaimana sihh.. dari tadi
jatuh mulu!”. Itulah Ko-kun sering mengatur orang dan dia anak yang tidak
sabaran.
Yayaya….. Ro-kun dan Sa-kun beberapa kali terpukul bola,
terjatuh di tanah yang berlumpur, dimarahi Ko-kun. Sementara itu, kami yang
lain hanya tertawa cekikikan melihat Ro-kun dan Sa-kun dimarahi Ko-kun. Mereka
itu anak yang lucu, setiap hari kami sekelas selalu dibuat mereka tertawa
terbahak-ahak karena tingkah laku mereka yang benar-benar aneh.
Rasanya mereka sudah kapok. “Rin-chan, kami pulang dulu ya!
Nanti dicariin sama Okaa-san.” Ucap Ro-kun yang terlihat sangat lelah.
“Hai,baiklah, anak mama. Kalian silahkan tinggalkan tempat ini!” ujarku dengan
kepuasan yang sangat puas membully mereka. “Mata ashita semua.” ucap Sa-kun. Mereka pulang dengan keadaan
yang sangat menjijikan penuh dengan lumpur dan luka lebam di wajah mereka.
“Aku sangat puas melihat mereka babak belur seperti itu.
Senang sekali rasanya hati ini!” ujarku. “Aku juga” ucap Mi-chan bersamaan
dengan Re-chan. Kami tertawa mengingat-ngingat kejadian tadi.
Tak terasa sudah sore, aku harus menjemput Onii-chan yang
akan pulang dari Tokyo. “Ya sudah. Aku pulang ya! Onii-chanku akan pulang dari
Tokyo. Aku harus menjemputnya.” Jelasku. “Hai. Aku juga harus pulang. Mata
asita semua.” Ucap Mi-chan. Kami semua pulang ke rumah masing-masing karena sebentar
lagi maghrib akan berkumandang.
“Okka-san, aku pulang!” aku sudah sampai di rumah. Aku
langsung buru-buru mandi karena akan menjemput Onii-chan di stasiun.
Aku sudah mandi, shalat magrib. “Okaa-sa, aku jemput
Onii-chan dulu ya!” kataku sambil menstater motor. “Hati-hati, Rin-chan. Jangan
pulang malam-malam ya!” Okaa-san memang selalu mengkhawatirkan ku. Okaa-san kan
ibuku.
Lama sekali menunggu kedatangan
Onii-chan di stasiun. “Ahhh, itu Onii-chan.” Tiba-tiba saja ada tangan yang
melambai kepadaku. Aku langsung menghampirinya. “Wahh, Rin-chanku semakin
cantik saja! Onii-chan rindu sekali dengan Rin-chan.” Ujar Onii-chan sambil
memelukku. “Aku juga.” Aku memeluk erat Onii-chan. “Kamu yang menjemput
Onii-chan? Naik apa, motor ya?”
Tanya Onii-chan. “Hai, Onii-chan. Habis
Otou-san lembur hari ini.” Aku menjelaskan pada Onii-chan. “Kerudungmu kemana,
Rin-chan?”
“Aku mau membeli dorayaki dulu ya
di sana!”
“Biar Onii-chan traktir ya!
Setelah ini Onii-chan mau mengajakmu ke suatu tempat.”
“Kemana Onii-chan?” Aku
penasaran.
“Nanti kamu lihat saja!”. Onii-chan
memang kakak yang sangat baik. Aku sangat menyayangi Onii-chan. Ana uhibbuhu fillah.
Ahhh, iya, Onii-chan mengajakku
ke Kuil Toru. Kuil ini sangat indah pada malam hari. Kami ke sini bukan untuk
beribadah tapi mengagumi lukisan malam Sang Khalik. Kami memakan bersama
dorayaki yang dibelikan Onii-chan tadi.
Sudah pukul 9 malam, biasanya aku
sudah tidur tapi karena Onii-chan, aku jadi tidak mengantuk sama sekali.
“Rin-chan, kita pulang yuk! Sudah terlalu malam kita di sini. Besok kan kamu
hharus sekolah!” ajak Onii-chan. “Hai, Onii-chan. Aku sudah ngantuk nih!”.
Tiba-tiba saja aku mengantuk.
“Otou-san, Rin-chan dan Sai-kun
kemana ya? Jam segini belum pulang!” Tanya Okaa-san pada Otou-san. Tin…Tin…
“Itu mereka, Okaa-san. Mungkin mereka makan dulu di luar.”
Sampai di rumah aku langsung
mengucapkan Konbanwa dan naik ke atas dan tidur. Terdengar ramai sekali.. di
ruang keluarga.
“Rin-chan, ayoo bangun. Ini sudah
pagi!”
“Iya iya.. sebentar lagi yaa!”
mataku sembab.
“Hayaku! Hari ini Onii-chan antar
sekolah!”
“Aku bangun, Onii-chan.” Aku
senang sekali Onii-chan sudah lama tidak mengantarku sekolah. Brukkkk….. Takku
sadarii buku harianku jatuhh..
Aku tidak sempat sarapan. Ya suda
sarapannya aku bawa ke sekolah. Alih-alih, tetap saja aku telat. “Gomen nasai, Rin-chan!”.
Itu kata terakhir yang ku dengar dari Onii-chan sebelum masuk ke sekolah.
Pelajaran pertama adalah Matematika. Gawat, aku bisa tidak dapat materi.
“Rin-chan, kau keluar!”. Baru saja, aku masuk belum sampai duduk. Aku sudah
disuruh keluar. Malangnya nasibku hari ini.
Pelajaran ke-2 adalah Bahasa
Inggris. Beruntung, guru B.Inggrisku baik dan ramah tidak seperti Sarato-sensei. Ada yang melempar kertas
padaku. Begini isinya:
“Rin-chan, sudah lama aku memendam rasa ini. Aishiteimasu. Maukah kamu
menjadi kekasihku?”
Jirama-kun.
Benar-benar menjijikan. Aku ini
masih SMA, sudah ada yang ingin memacariku. Itu sangat menjijikan. Aku segera
merobek kertas itu. Hal ini diketahui oleh Rikawa-sensei. Haduhh, apalagi ini
[*plak]. “Rin-chan, apa itu?”. Wajah Rikawa-sensei terlihat penasaran. “Ini
coret-coretan saya, sensei,” . Jawabku dengan wajah sok polos. “Baik.
Perhatikan pelajaran kembali!”. Untung saja, Rikawa-sensei baik.
Kringgg…..kringgg…kringg… Bel
istirahat berbunyi. Keluar juga dari jeruji besi ini. Tadinya, aku ingin
menceritakan kepada mereka tentang surat cinta bodoh itu, tapi tidak jadi.
Nanti aku malah ditertawakan. “Yo-kun, aku ingin sekali anak itu jera tidak
mendekatiku lagi?” tawarku pada Yo-kun. “Kapan?” . jika Yo-kun menjawab seperti
itu berarti Ya. “Tuh, dia sedang makan. Kau senggol saja dia! Muak aku
melihatnya.” Kataku terus terang. “Baiklah. Kau lihat saja!”. Brukk….
Makanannya tumpah. Kami satu meja tertawa melihatnya. Dasar anak yang tidak tau
diri!
“Yeee… pulang!”. Begitulah
siswa-siswa sekelas menamainya. Onii-chan tidak bisa menjemputku karena mau
bertemu seseorang. Seseorang, siapa?
Aku bertanya-tanya dalam pikiranku.
“Aku pulang!”. Tanduk Okaa-san
muncul menyeramkan. Yup, dasar Ro-kun anak yang manja. Baru segitu saja sudah
mengadu. Berbeda dari sebelumnya, tanduk Okaa-san sangat merah. Itu berarti,
Okaa-san marah besar. “Rin-chan, dasar kamu anak bodoh! Keterlaluan kamu.
Okaa-san tidak pernah mengajarimu untuk bersikap kasar kepada teman-temanmu.
Sudah berapa kali Okaa-san bilang, Jangan pernah lagi kau lakukan itu! Kau tau
kan, sudah 2 kali Okaa-san dipanggil ke sekolah karena ulahmu dan geng mu itu! Anak yang tidak tau malu!
Okaa-san menyesal melahirkanmu!”. “Segitukah, Okaa-san menyesal padaku?”. Air
martaku berderai. Aku berlari entah kemana tak tau arah. Onii-chan yang aru
saja datang takku sadari. Aku berlari terus… aku berhenti di sebuah taman yang
mungkin bisa membuatku lebih tenang… Aku menangis diantara pohon-pohon yang
tertunduk melihatku. Dadaku terisak karena ucapan Okaa-san tadi.
Seseorang memelukku dari
belakang, Onii-chan. “Onii-chan sejak kapan ada di sini?”
“Baru saja. Adik Onii-chan,
kenapa menangis?” . Aku tidak menjawab. Aku hanyut dalam perkataan Okaa-san
tadi.
“Dimarahi Okaa-san?”. Aku tetap
terdiam, semakin menderai air mataku.
Onii-chan menatap wajahku.
Mengusap air mataku. “Ceritakan pada, Onii-chan?”. Aku tetap diam tak
menghiraukan ucapan Onii-chan. “Ya sudah kalau tidak mau cerita. Onii-chan akan
pulang hari ini ke Tokyo.”. Onii-chan mengancam. Terpaksa, aku harus membuka
mulut. Menceritakan apa yang baru saja terjadi dalam hidupku. Onii-chan
mendengarkanku dengan seksama. Mataku berair.
“Ohh, seperti itu!” “Rin-chan mau
tidak berjanji pada Onii-chan?” Onii-chan erusaha membuatku tidak menangis.
“Berjanji apa?”. Onii-chan menjelaskan padaku tentang janjinya. Aku harus
berjanji.
Jika aku mau berubah. Onii-chan akan tinggal lebih lama di Kyoto. Aku
menjelaskan alasanku pada Onii-chan perihal janji itu. Sejujurnya, aku memang
ingin berubah dari dulu. Tapi aku takut teman-teman akan menucilkanku. Terutama
sahabat-sahabatku. Onii-chan bilang jika aku berubah teman-teman tidak akan
mengucilkanku bahkan mereka akan mau berteman denganku. Hal pertama yang harus
kulakukan adalah minta maaf pada Otou-san dan Okaa-san.
Aku sudah tidak menangis. Badanku
sudah bersih dan aku mempersiapkan diri untuk meminta maaf karena menurutku
meminta maaf bukanlah hal yang mudah melainkan sangat sulit. Knock.. Knock..
ada yang mengetuk pintu duniaku. Terdengar suara Okaa-san, aku ragu. “Masuk,
Okaa-san,”. Okaa-san meminta maaf padaku tentang ucapannya yang tadi. Aku pun
serupa, aku meminta maaf karena perlakuan bodohku terhadap teman-temanku.
Okaa-san memaafkanku, tapi Okaa-san menyerahkan satu syarat kepadaku. Aku harus
meminta maaf kepada semua temanku yang pernah ku hajar. Perkataan Onii-chan
memang sangat merasuki tubuhku.
Besoknya, aku meminta maaf pada
semua teman-temanku. Aku sadar betapa banyak kesalahan yang telah ku perbuat.
Onii-chan akan mengajakku berjalan-jalan malam ini. Aku tidak tau kemana ia
akan mengajakku.
“Onii-chan, kita mau kemana?”
“Sudah. Kau ikut saja! Onii-chan
ingin menemui teman. Sebentar saja!”
HAHHH, paling aku dikacangin, Saat Onii-chan sedang ngobrol.
Begitulah benakku berkata.
“APAAA??” . Aku berteriak,
Onii-chan menepuk pundakku. “Kau kenapa?” “Nothing, Onii-chan.”
Aku kaget. Yang
datang Hatake-kun dan kakaknya. Orang yang selama ini aku kagumi ada di
hadapanku dengan gayanya yang cool. Aku harap Onii-chan tidak berlama-lama
mengobrol. “Rin-chan, kau terlihat manis,”. Perkataannya membuat hatiku
berdebar-debar. Ya Allah, jagalah semua indra ku.. aku tidak ingin berzina
walaupun hanya zina hati padanya. “Arigatou gozaimasu, Hatake-kun,”. Cuma itu
yang bisa ku ucapkan. Onii-chan menyikut pundakku dan berdeham.
“Nahh, karena Rin-chan sudah
berubah. Onii-chan ingin memberikan sesuatu pada Rin-chan.
“Wahh, toko muslimah paling
terkenal di Kyoto,”. Onii-chan membelikanku sepasang pakaian muslimah. Cantik
sekali.. Aku sangat berterimakasih pada Onii-chan. Onii-chan adalah kakak yang
sangat menyayangiku. Dialah satu-satunya orang yang bisa menghiburku dikala aku
sedang galau.
5 tahun kemudian… Hal yang selama
ini ku impikan terjadi……
TAMAT..
Comments