Si Tinggi dan Si Pendek


 Dengan senyuman manis, aku memulai hari sabtu yang hangat ini. Mengendarai sepeda motor vespa bersama bapak berangkat menuju sekolahku tercinta. Aku memakai seragam olahraga karena akan mengikuti ekskul wajib bela diri. Pisang yang mama letakkan di kamarku masih ku genggam. Kata orang kalau membuka pisang lebi dari tiga kupasan berarti monyet. Itu hanya lelucon belaka tapi aku berusaha membuka pisang itu dengan tiga kupasan.

Anak-anak kelas tujuh dan delapan sudah berkerumun di teras sekolah. Tempatku biasa meletakkan sepatu sudah tertutup ole kerumunan tersebut. Entah apa yang mereka bicarakan. Temanku yang satu ini duduk di tanggan menuju kelas “Hai, vi?” sapaku. Ia membalas dengan senyuman tipis dari wajah putihnya itu. Aku duduk di tangga dan mengobrol sebentar dengannya. Tidak lain dan tidak bukan yang aku bahas tentang anime yang aku tonton semalam. Beberapa temanku juga ikut nimbrung saling menyahut tentang apa yang aku dan Vivi sedang obrolkan. Tak lama aku mengobrol sahabatku si tinggi datang dengan waja sok polosnya menyimpan sepatu di rak sepatu.

“Sumpah aku benci banget sama ntuh perempuan, ihhh!” Aku masih berkutik dengan anime yang satu itu. Si tinggi hanya tertawa di depanku. Kantong plastik yang ia bawa pasti berisi pesananku. Aku meraih kantong itu dari mejanya dan pesananku tidak ada. Aku masih berdiri di depan kelasnya. “Aku ke kelas dulu! Belum absen.” Obrolan kami tertunda sebentar.

“Jen, bisa bungkusin kado ga?” Aku tak mengiraukan ucapan temanku yang satu ini. Aku bertanya balik, “Untuk apa?”. Selesai aku bicara, kado yang dipegangnya hampir selesai diungkus. Aku berbalik keluar kelas dan menemui temanku si tinggi di kelasnya. Obrolan kami berlanjut mengenai anime tadi. Lagi-lagi persyaratan agar aku mau mendownload anime Death Note yang sedang ia senangi belum terpenuhi. “Ku tunggu nanti siang. Kalau kamu belum kirim fotonya berarti aku akan berhenti download Death Note episode sebelumnya.” Aku sedikit memakasanya. Dia merajuk lagi agar aku terus mendownload anime itu. Sebenarnya, permintaanku cuman satu, itu tadi dia harus mengirimkan foto yang aku mau.

Kelas ekskul menulis belum masuk karena kelasnya masih dipakai oleh anak kelas 8. Aku duduk di kursi teras bawah. Matahari sudah menyengat dari pagi tadi dan terus-terusan membakar semangatku hari ini. Masih tentang satu anime yang masih ongoing istilahnya, yaitu, K: RETURN OF KINGS. Temanku, Imah menyukai seri pertama anime itu dan aku menyukai seri keduanya. Kubilang, aku lebih suka komplotan biru dibanding merah karena gaya mereka terlalu tengil. Tapi itu hak masing-masing orang tarserah mau apa dan yang mana yang dia suka. Hari ini, kami belajar tentang Jurnalistik. Tugas kami adalah mewawancara teman sebangku dan membuat hasil wawancara itu menjadi berita.

Singkat cerita….

Aku habis dari kantin bersama si tinggi, Imah, Lae. Kami duduk di tangga aula sambil makan makanan yang kami beli dari kantin. Kakak pembina latihan kami belum datang jadi kami duduk bersantai sambil menunggu. Menurutku, latihan hari ini menyenangkan. Kami dapat 2 jurus baru dan jurus terakhir lumayan panjang. Aku butuh waktu untuk menghafalnya. Si tinggi memukulku denan jurus keempat. Luar biasa pukulan itu, sakit!!! Aku tidak membalasnya, aku kan orang yang sabar  J.  Berlanjut ke jurus kelima. Jurus ini ribet banget harus menarik tangan lawan lalu memukaul wajahnya dengan pukulan bangau dan mencakar wajahnya belum lagi arah memutar balik badan untuk menendang. Ribett.. menurutku. Aku berfikir bagaimana jika lawanku si tinggi sedangkan tendangan mengarah ke kepala. Aku tertawa tergelak membayangkannya.

Latihan kali ini membuatku lebih bahagia karena ini adalah latihanku dengan si tinggi setelah perang dingin beberapa minggu lalu. Aku sedang pms tapi itu tidak membuatku kala dari tendangan yang lain. Kakiku masih bisa menendang di atas pinggang. Perempuan nekat!!

Lagi-lagi, si tinggi masih berkutik dengan Death Note setelah latihan selesai. Aku tidak mengajukan persyaratan selain meminta foto itu maka aku akan mendownload 5 epiosde Death Note di season 1 nya. Actually, I don’t like Death Note but I like Tokyo Ghoul. Tokyo Goul more scream than Death Note. Aku bilang, aku ga suka DN karena monsternya serem tapi TG lebih serem daripada DN. Lucu ya!

Sekian dulu untuk hari ini… Nantikan Little Autobiograpy of Jane Patricia!!! Siapakah Jane Patricia/ Akahiro Orinai/ Miftahul Nurul?    



Comments

Popular Posts